Pernahkah sobat mengalami kekecewaan? Kecewa dengan hasil UN yang kurang bagus. Kecewa dengan gagalnya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Kecewa dengan sulitnya beradaptasi terhadap lingkungan sekitar. Kecewa dengan status pekerjaan yang tak kunjung naik pangkat dengan gaji yang selalu tetap. Kecewa dengan gagalnya membahagiakan orang yang disayangi dan dicintai. Serasa hidup ini senantiasa diselimuti oleh kabut-kabut kekecewaan.
Kecewa sering membuat kita marah. Marah terhadap diri sendiri mengapa selalu gagal. Padahal segala kemampuan dan upaya telah dilakukan dengan keras tanpa henti-hentinya. Ke arah mata angin yang dituju pun sudah dilalui. Apa kata orang bijak pula sudah dilaksanakan. Tetapi mengapa yang tercapai hanya gagal, gagal, dan gagal.
Kekecewaan seringkali membuat kita sulit bersyukur dengan apa yang telah kita dapat dan hasilkan. Bahkan kekecewaan juga bisa mematahkan konsistensi semangat menggapai asa. Semangat yang dulunya menggebu-gebu dan menyala-nyala malah kini semakin meredup. Ibarat membakar kayu setengah kering basah yang tak pernah menjadi abu semuanya.
Konsistensi itu penting. Butuh sebuah konsistensi untuk menggapai asa yang dituju supaya dapat menormalisasi setiap rencana yang dijalankan. Jika tidak mengerti, cukuplah kita meyakini dan berserah diri bahwa apapun yang Dia berikan adalah yang terbaik buat kita.
Cobalah untuk selalu bersyukur dengan apapun hasil yang telah Dia berikan. Dengan bersyukur berarti kita telah mengakui dan menerima segala kekurangan dan kesalahan kita. Dengan begitu kita bisa dengan segera berinstropeksi diri. Dan pada akhirnya keistiqomahan kita tidak akan menyurut karena kekecewaan.
No comments:
Sangat mulia bila meninggalkan komentar di sini